Cara unik petani di banyuasin mengatasi hama tikus di sawah tinggalkan cara-lama.

TRIBUNSUMSEL.COM, BANYUASIN – Ada satu cara yang dilakukan petani padi di Kecamatan Karang Agung Ilir Kabupaten Banyuasin untuk memberantas mengatasi hama tikus di sawah.

Para petani di kecamatan ini memanfaatkan burung hantu mengatasi hama tikus di sawah yang biasa merusak padi.

Mereka petani sampai membuatkan rumah agar burung hantu bisa berkembang biak untuk dijadikan pemburu mengatasi hama tikus di sawah.

Pengendali Organisme Pengendali Tumbuhan (POPT) Suyitno menuturkan, Metode ini sebetulnya sudah mulai dilaksanakan sejak 2015.

Tetapi, sempat terhenti karena dianggap dapat mengganggu populasi walet. Namun setelah, dilakukan penelitian sama sekali tidak mengganggu populasi walet.

“Untuk saat ini, setidaknya sudah ada 192 rumah burung hantu yang dibuat. Adanya rumah burung hantu ini, sangat membantu dalam mengurangi hama tikus,” katanya, Jumat (21/10/2022).

Pengendali Organisme Pengendali Tumbuhan (POPT) Suyitno menuturkan, Metode ini sebetulnya sudah mulai dilaksanakan sejak 2015.

Tetapi, sempat terhenti karena dianggap dapat mengganggu populasi walet. Namun setelah, dilakukan penelitian sama sekali tidak mengganggu populasi walet.

“Untuk saat ini, setidaknya sudah ada 192 rumah burung hantu yang dibuat. Adanya rumah burung hantu ini, sangat membantu dalam mengurangi hama tikus,” katanya, Jumat (21/10/2022).

Sedangkan, Kadis Pertanian dan Holtikultura Sarip menuturkan inovasi yang dilakukan petani padi yang ada di Kecamatan Karang Agung Ilir bisa memanfaatkan ekosistem alam dalam penanggulangan hama.

“Setidaknya, disini ada 7.000 hektare lahan yang digarap masyarakat. Semuanya, menggunakan metode burung hantu untuk penanggulangan hama tikus,” katanya.

Bupati Banyuasin H Askolani Jasi menuturkan setelah menemui masyarakat mengatakan, dengan cara petani memanfaatkan kondisi alam dan ekosistem alam yang ada serta pupuk organik berkeyakinan Karang Agung Ilir bisa menjadi salah satu penyuplai beras terbesar di Banyuasin.

“Padi yang ditanam yakni padi IP 200 dan sekarang mulai merambah IP 300. Hasilnya, dengan memanfaatkan alam ternyata bisa maksimal,” katanya.

Terlebih dengan adanya inovasi mengurangi hama menggunakan burung hantu, bisa diwacanakan Kecamatan Karang Agung Ilir memiliki maskot burung hantu karena burung hantu, hama tikus dapat dikurangi atau bahkan dapat hilang.

Artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com dengan judul Cara Unik Petani di Banyuasin Mengatasi Hama Tikus di Sawah, Tinggalkan Cara Lama, https://sumsel.tribunnews.com/2022/10/21/cara-unik-petani-di-banyuasin-mengatasi-hama-tikus-di-sawah-tinggalkan-cara-lama.
Penulis: M. Ardiansyah | Editor: Vanda Rosetiati

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *